Sosial Media Research dan Analytic

Melakukan Riset untuk Sosial Media

Social media research adalah proses mengumpulkan dan menganalisis data dari platform media sosial untuk memahami audiens, kompetitor, dan tren pasar yang berkaitan dengan bisnis atau organisasi. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan dalam melakukan riset untuk sosial media:

A. Penelitian Audiens

Social media research dapat membantu bisnis atau organisasi untuk memahami audiens mereka, seperti siapa mereka, apa yang mereka sukai, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan brand. Data audiens dapat dianalisis dengan memperhatikan faktor seperti demografi, perilaku, minat, dan preferensi. Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain:

  • Survei: melakukan survei dengan menggunakan alat seperti Google Forms atau survei berbayar untuk mempelajari preferensi, perilaku, dan karakteristik audiens. Contohnya adalah survei yang dilakukan oleh Airbnb untuk memahami preferensi pengguna tentang tujuan wisata.
  • Analisis Hashtag: mempelajari penggunaan hashtag oleh audiens untuk memahami minat dan topik yang diminati oleh mereka. Misalnya adalah analisis hashtag yang dilakukan oleh BeautyCounter untuk memahami preferensi pelanggan mereka tentang produk perawatan kulit.
  • Sosial Media Listening: memonitor dan menganalisis percakapan di media sosial untuk memahami apa yang diucapkan dan diinginkan oleh audiens. Contoh adalah analisis sosial media listening yang dilakukan oleh Microsoft untuk memahami cara pengguna merespon produk dan layanan mereka.

Contoh: The Body Shop menggunakan social media research untuk memahami audiens mereka dengan melihat faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, dan minat mereka di platform media sosial. Dengan informasi ini, The Body Shop dapat menciptakan konten yang lebih relevan dan menargetkan pengiklanan mereka dengan lebih baik.

B. Penelitian Kompetitor

Social media research juga dapat membantu bisnis atau organisasi untuk memahami kompetitor mereka, seperti apa yang mereka lakukan di media sosial dan bagaimana mereka menargetkan audiens mereka. Data ini dapat dianalisis dengan memperhatikan faktor seperti taktik pemasaran, jenis konten yang diposting, dan engagement rate. Beberapa metode yang bisa dilakukan seperti:

  • Analisis Konten: memeriksa jenis dan kualitas konten yang diposting oleh pesaing di media sosial untuk mempelajari strategi mereka. Contohnya adalah analisis konten yang dilakukan oleh Adidas untuk mempelajari strategi pemasaran digital pesaing mereka, Nike.
  • Analisis Channel & Aktivitas: mempelajari beragam media dan aktivitas seperti campaign yang dimiliki oleh kompetitor. Misalnya, melihat beragam testimoni, user generated content, maupun aktivitas campaign yang dijalankan bersama influencer.
  • Analisis Data Sosial Media Listening: memonitor dan menganalisis percakapan di media sosial yang berkaitan dengan pesaing untuk memahami preferensi, kebiasaan, dan tindakan mereka. Contohnya adalah analisis sosial media listening yang dilakukan oleh Nestle untuk memahami minat dan preferensi konsumen terhadap merek mereka dan pesaing.

Contoh: Coca-Cola menggunakan social media research untuk memantau dan mempelajari apa yang dilakukan pesaing mereka, seperti Pepsi dan Dr Pepper. Dengan memahami taktik dan jenis konten yang digunakan oleh pesaing, Coca-Cola dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif dan menarik bagi audiens mereka.

C. Penelitian Trend Pasar

Social media research juga dapat membantu bisnis atau organisasi untuk memahami tren dan perkembangan pasar yang berkaitan dengan produk atau layanan mereka. Data ini dapat dianalisis dengan memperhatikan faktor seperti kata kunci, topik, dan hashtag yang populer di media sosial. Beberapa tools atau metode yang bisa kamu gunakan seperti:

  • Google Alert adalah alat yang memungkinkan pengguna untuk menerima pemberitahuan langsung ketika ada berita atau artikel yang terkait dengan kata kunci tertentu.
  • Google Trends adalah alat yang memungkinkan pengguna untuk melihat popularitas kata kunci tertentu seiring waktu.
  • Hashtag Trending adalah fitur di twitter yang bisa kamu monitor untuk mengetahui trend dan kata kunci yang sedang ramai diperbincangkan.

Contoh: Sephora menggunakan social media research untuk memahami tren kecantikan yang populer dan memahami apa yang diinginkan oleh konsumen mereka. Dengan menggunakan data dari platform media sosial, Sephora dapat menciptakan produk baru dan kampanye pemasaran yang lebih efektif untuk menjangkau audiens mereka.

Sosial Media Reporting & Analytics

Data driven sangat penting dalam membuat konten sosial media karena dengan data yang terkumpul, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih konten yang tepat untuk target audience. Data dari reporting dapat memberikan wawasan tentang jenis konten apa yang paling efektif dalam menarik perhatian dan berinteraksi dengan target audience.

Beberapa tahapan yang bisa kamu lakukan dalam membuat Social Media Reporting yang baik yakni:

A. Menentukan Metrik Utama

Sebelum membuat laporan, tentukan terlebih dahulu metrik utama yang ingin diukur. Metrik utama ini dapat berbeda-beda tergantung pada tujuan bisnis yang ingin dicapai.

Beberapa contoh metrik utama di sosial media adalah jumlah followers, reach, impression, like, comment, share, save, engagement rate dan conversion rate. Tulis juga kapan kamu memposting sebuah konten agar bisa melacak perkembangannya.

B. Menentukan Waktu Pelaporan

Tentukan waktu pelaporan yang rutin, misalnya bulanan, per quarter, atau per semester. Hal ini akan membantu agar laporan menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami.

Sebaiknya, kamu membuat reporting secara rutin. Mulai dari menuliskan kapan kamu membuat konten hingga kapan mencatat data hasil dari kontennya. Gunakan excel, spreadsheet atau tools social media untuk membantu kamu membuat pelaporan ini.

C. Analisis dan Evaluasi Laporan

Analisis dan evaluasi laporan secara rutin akan membantu dalam memahami performa sosial media dan menemukan area yang perlu ditingkatkan. Dalam proses analisis, gunakan data historis / benchmarking sebagai bahan perbandingan untuk menentukan tren dan mencari insight.

Contoh: Sebuah perusahaan e-commerce menjalankan kampanye di media sosial. Mereka memutuskan untuk membuat laporan bulanan untuk mengukur performa kampanye tersebut. Metrik utama yang ditentukan adalah jumlah followers, reach, dan conversion rate.

Dalam setiap akhir bulan, mereka mencatat jumlah followers dan reach pada spreadsheet yang telah disiapkan. Mereka juga mencatat data konversi yang diperoleh dari kampanye tersebut. Setelah data terkumpul, mereka membuat grafik yang menunjukkan trend pertumbuhan followers dan reach. Mereka juga membuat grafik yang membandingkan conversion rate bulan lalu dengan bulan ini. Dalam proses evaluasi, mereka menemukan bahwa kampanye mereka lebih efektif dalam meningkatkan jumlah followers dan reach, namun conversion rate masih perlu ditingkatkan.

Menganalisa Hasil Reporting pada Social Media

Berikut adalah cara melakukan analisis konten social media berdasarkan sebuah report dengan contoh detail dari brand nyata:

A. Pelajari Metrics Utama

Pertama-tama, pelajari metrik utama yang terdapat dalam laporan, seperti jumlah follower, tingkat keterlibatan, reach, dan konversi. Dalam analisis konten, fokus pada metrik yang berhubungan langsung dengan konten, seperti jumlah postingan, jenis konten, dan interaksi yang dihasilkan.

B. Analisis Jenis Konten

Lihat jenis konten yang paling efektif dalam membangun keterlibatan dan meningkatkan jumlah interaksi, seperti gambar, video, atau konten teks. Analisis ini dapat membantu untuk menentukan jenis konten yang seharusnya diunggah dan memberikan ide untuk strategi konten yang lebih baik di masa depan.

C. Analisis Top & Low Performing Posts

Lihat top dan low postingan berdasarkan metrik seperti engagement rate dan buat perkiraan apa yang membuat mereka bagus/tidak. Periksa dari segi jenis konten, caption, waktu posting, dan faktor lainnya yang berdampak pada engagement.

Contoh Analisa Laporan Social :

Sebuah perusahaan fashion online bernama Zalora memiliki laporan bulanan mengenai media sosial mereka. Dalam laporan tersebut, mereka memantau metrik utama seperti jumlah follower, reach, dan engagement rate. Setelah menganalisis laporan, mereka menemukan bahwa konten yang paling efektif dalam membangun keterlibatan dan meningkatkan interaksi adalah postingan tentang produk baru dan promosi khusus.

Dalam analisis jenis konten, Zalora menemukan bahwa gambar produk memiliki engagement rate yang lebih tinggi daripada video atau postingan teks. Mereka juga menemukan bahwa konten yang menggunakan tampilan gaya hidup yang menarik, seperti model memakai produk Zalora, memiliki engagement rate yang lebih tinggi daripada postingan dengan hanya gambar produk saja.

Selain itu, Zalora juga menemukan bahwa penggunaan hashtag dan kata kunci pada caption postingan sangat penting dalam meningkatkan engagement rate. Hashtag dan kata kunci seperti #ZaloraStyleEdit dan #FashionFriday sering digunakan dan memberikan hasil yang baik dalam membangun engagement pada postingan.

Dalam analisis top posts, Zalora menemukan bahwa postingan tentang diskon dan promosi khusus mendapatkan engagement rate tertinggi. Mereka juga menemukan bahwa waktu posting mempengaruhi engagement rate, dengan postingan pada hari kerja dan waktu sore hari memiliki tingkat engagement yang lebih tinggi.

Dari analisis ini, Zalora dapat membuat strategi konten yang lebih baik di masa depan dengan fokus pada gambar produk dan promosi khusus, serta mengoptimalkan penggunaan hashtag dan kata kunci pada caption postingan.

Komentar